Proses Kerja Pembuatan Prototype
A. PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE
Pembuatan prototype disebut prototyping. Tujuan dari prototyping adalah sebagai penguji daya tahan bentuk usaha yang ingin kita buat. Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan di dunia nyata. Dengan adanya kegiatan prototyping, para wirausahawan khususnya interpeneur akan mengetahui keunggulan dan kelemahan badan usaha yang dibangunnya.
1. Kegiatan Prototyping Sebagai Artefak
Dalam Pembuatan Desain Prototype dapat dianggap sebagai bentuk artefak, baik dalam tingkatan berdiri sendiri atau jadi bagian dari sebuah desain. Bila dilihat sebagai artefak, prototype mengandung karakteristik sebagai berikut, mendukung kreatifitas, membantu pengembang membentuk ide, menmfasilitasi dan memberikan informasi yang relevan tentang penggunan prototype. Prototype dapat mendukung terjadinya komunikasi dan membantu para wirausahawan dengan konsumen dalam berinteraksi dalam menyempurnakan badan usaha yang dibangun. kita bisa menganalisa kegiatan prototyping berdasarkan 4 dimensi, yaitu
a. Dimensi Representasi
Dimensi representasi berarti menggambarkan bentuk prototype, misalnya kumpulan kertas, sketsa atau simbolisasi komputer. prototyping lebih cenderung kepada pembuatan iklan, produk, dan pertimbangan tempat yang akan digunakan serta perhitungan aspek finansial.
b. Dimensi Presisi
Dimensi presisi menggambarkan tingkat ketelitian prototype yang akan dievaluasi. Dalam dimensi tersebut, prototype dibagi menjadi 3, yakni informasi, kasar, dan halus.
c. Dimensi Interaktif
Dimensi interktif menggambarkan sejauh mana hubungan konsumen dengan protoype yang dibuat oleh wirausahawan.
d. Dimensi Evolusi
Dimensi evolusi menggambarkan prediksi siklus hidup dari suatu prototype, misalnya prototype tersebut bersifat sekali pakai atau permanen.
2. Tahapan-tahapan dalam Prototyping
Tahap-tahap prototyping boleh dibilang merupakan tahap yang dipercepat. Strategi utama dalam prototyping adalah pekerjaan yang mudah terlebih dahulu dan sampaikan hasilnya kepada pengguna segera mungkin. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah bagan yang menerangkan tentang tahap-tahap dalam prototyping.
1. Identifikasi alternatif
2. Rancang bangun prototype
3. Uji prototype
4. Siapkan prototype USD
5. Evaluasi dengan pengguna
6. Tranformasi prototype ke system penuh
Harris (2003) membagi prototyping menjadi 6 tahapan. Tahapan tersebut antara lain
a. Mengidentifikasi model prototype. Dalam bagian ini, pihak wirausahwaan atau interpeneur menejadi mengerti apa saja yang ada dalam usaha yang mereka buat
b. Rancang bangun prototype dengan bantuan software seperti word procesor, spreedsheet, data base, pengolah grafik, dan software CASE
c. Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan demonstrasi d. Siapkan prototype USD untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari perangkat lunak yang di prototype kan
e. Evalusai dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype dan melakukan perubahan jika perlu
f. Trasnformasikan prototype menjadi perangkat lunak yang beroperasi penuh dengan melakukan penghilangan kode-kode yang tidak dibutuhkan dan perbaikan dan pengujian perangkat lunak secara berulang
3. Faktor-faktor penentu dalam proses strategi pembuatan prototype
berikut adalah faktor-faktor yang ada dalam strategi prototyping.
a. Prototyping bisa berupa sebuah substime dan serangkain dari subsistem, atau keseluruhan sisitem
Ketika kita akan membuat sebuah sistem yang besar mungkin hal yang terbaik bisa dilakukan adalah memecahnya menjadi subsistem-subsistem yang lebih kecil yang masing-masing subsistem dapat dianalisa berdasarkan strategi yang paling optimal
b. Melakukan prototyping atas bermacam-macam konsep dengan melakukan prototyping atas satu.
Konsep Ketika hanya ada satu atau dua konsep saja yang memungkinkan besar akan dipilih untuk dikembangkan, maka perkembangan prototype dalam jumlah banyak pada masa awal akan memberikan umpan balik penting bagi perancang
c. Prototype iterative VS 1 prototype per konsep
Faktor ini berkaitan dengan pernyataan “apakah masuk akal untuk membuat protoype yang dapat digunakan di dalam semua permasalahan atau hanya berfokus pada kebutuhan desain dalam aspek tertentu sebelum menambah kebutuhan desain di aspek lain?
d. Prototype bisa merupakan kerja virtual atau fisik
Analisa kompleks biasanya akan lebih mudah dilakukan oleh komputer dibanding dengan kemampuan manusia. Sehingga, pengembangan model CAD akan membuat baik perkembangan prototype ataupun produk akhir menuai keuntungan produksi
e. Pembuatan prototype bisa dilakukan oleh pihak luar, bisa juga dengan menggunakan metode rapid prototyping atau dilakukan oleh perusahaan itu sendiri
Melakukan outsourcing (menyerahkan urusan pada pihak luar) dapat membengkakkan baiya dan waktu. Namun, pembuatan prototype secara outsourcing membuat tim perancang terfokus pada aspek lain. Selain itu, tim perancang juga dapat mencari bahan-bahan yang tidak dapat ditemukan dalam perusahaan. Dengan menggunakan metode rapid prototyping, perancang dapat mempercepat produksi prototype yang akan dievaluasi. Yang terakhir, pembuatan prototype bisa dilakukan dalam perusahan. Cara ini dianggap cara yang paling murah namun berpotensi membuang-buang waktu.
f. Fisik pada suatu prototype dapat dibuat ukuran skala
Jika kita berurusan dengan produk yang berukuran besar, seperti kapal dan pesawat terbang, maka kita tidak akan mungkin membuat prototype yang sama ukurannya dengan produk akhirrnya {kecuali untuk keperluan uji akhir). Maka dari itu kita membuat skala fisiknya untuk mengetes aspek-aspek tertentu dalam desain prosuk tersebut.
g. Hasil akhir suatu bentuk usaha dapat dibuat skala lewat prototype
Mungkin merupakan suatu hal yang bagus apabila perancang dapat merancang prototype yang mampu mencakup beberapa persyaratan desain dalam satu waktu. Hal ini betujuan agar perancang akan merasa lebih mudah dalam menguji prototype dan produk final yang bersifat kuat. Tapi, skala funsional pada prototype untuk membangun suatu desain produk akhir.
4. Pendekatan-pendekatan dalam prototype
Strategi prototyping adalah kegiatan-kegiatan yang menjadi acuan dalam membuat prototype. Terdapat banyak pilihan dalam strategi dalam prototyping. Berikut adalah pendekatan-pendekatan yang bisa dipilih dalam pembuatan prototype.
a. Pendekatan-pendekatan dalam strategi prototyping
Dalam bagian ini, kita akan membahas berbagai pendekatan strategi dalam prototyping
1. Pendekatan bisnis Pembuatan prototype dengan pendekatan aspek bisinis mengutamakan pada pentingnya sebuah inovasi, proses perancangan kreatif, dan kesuksesan dalam suatu produk. Jadi, prototype harus mampu membantu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
2. Pendekatan rekayasa Pada pendekatan aspek rekayasa, prototyping kegiatan mengaplikasikan ide pada suatu produk dan mewujudkannnya menjadi bentuk fisik atau virtual
b. Faktor-faktor dalam kerja prototyping
Berikut adalah faktor-faktor yang ada dalam alur kerja kgiatan prototyping
1. Prototyping dapat dilakukan pada seluruh penduduk Ketika kita akan membuat sebuah produk yang rumit, mungkin hal yang terbaik yang bisa dilakukan pada seluruh produsen adalah memecahkannya menjadi bagian-bagian kecil. Nantinya, bagian-bagian kecil tesebut bisa dianalisa sesuai dengan strategi prototyping
2. Jumlah prototype yang digunakan Faktor ini berkaitan dengan pertanyaan “apakah masuk akal untuk membuat prototype yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat?
B. Aplikasi teknik rapid prototyping dalam pembuatan prototype produk perangkat keras
CAD adalah alat yang sangat penting untuk pembuatan desain prototype produk perangkat keras. Tujuan dari rapid prototype adalah untuk pengembangan prototype dengan tempo yang relatif cepat. Dengan memperpendek siklus pembuatan prototype evaluasi prototype. Desainer akan lebih mampu mencari alternatif lain dan membuat iterasi desain sebanyak yang mereka mau. Dengan demikian, mereka akan lebih berpeluang menemukan solusi atas permasalahan yang ada pada prototype mereka.
Istilah rapid (cepat) adalah istilah yang ada pada konteks dan tingkat kesulitan dalam suatu proyek. Prototype awal, seperti sketsa produk, hanya memakan waktu beberapa menit. Dalam fase berikutnya, prototype yang diproduksi dalam jangka waktu kurang dari 1 minggu masih bisa disebut sebagai prototype cepat. Namun, prototype terakhir akan memakan waktu paling lama, berbulan-bulan atau bahkan sampai bertahun-tahun. Semua itu karena prototype harus memenuhi unsur presisi interaktif dan evolusi.
1. Rapid prototype luar jaringan
Rapid prototype luar jaringan dalah proses pembuatan prototype yang tidak memerlukan perangkat lunak. Rapid prototyping luar jaringan adalah untuk evolusi segala permasalahan yang berkaitan dengan desain, maka jika terdapat kesalahan atau tidak dipakai lagi, prototype tersebut akan dimusnahkan.
a. Rapid prototyping luar jaringan menggunakan kertas dan pensil
Rapid prototyping dapat dilakukan paling cepat menggunakan kertas dan kertas catatan kecil sebagai representasi dari sistem interaktif. Dengan beperan dalam sistem dan pengguna, desainer dapat mengimplementasikan alternatif gambaran dan interaksi dengan lebih cepat Selain itu desainer dapat membuat efec special dengan biaya relatif rendah. Misalnya desainer bisa membuat pointer dari kertas dan digerakkan dengan arahan desainer. Dengan adanya prototype ini, para desainer dapat memperkirakan sistem antar muka yang ada pada produk tersebut.
b. Mock up Mock up adalah bentuk realistis dari karya digital.
Banyak desainer menggunakan mock up untuk membuat ilustrasi desain hardware mereka. Mock up biasanya dibuat diatas kertas karton. Mock up adalah prototype fisik tingkat pertama. Dengan adanya mock up desainer bisa memfokuskan desainnya dengan aspek fisik, seperti posisi tombol, dan lain-lain. Desainer juga dapat membuat beberapa mock up untuk pertandingan antara input dengan output dan juga sebagai alternatif untuk skenario yang berbeda-beda.
2. Rapid prototyping dalam jaringan
Tujuan dari teknik rapid prototyping dalam jaringan adalah untuk menghasilkan prototype dengan presisi tinggi daripada pada rapid prototyping luar jaringan. Dengan adanya rapid prototyping dalam jaringan, desainer dapat mengkomunikasikan idenya lebih mudah kepada klien, manajer, pengembang dan pengguna. Selain itu, teknik tersebut juga berguna bagi para desainer untuk membuat detail gambar suatu produk.
a. Simulasi non interaktif
Simulasi non interaktif adalah animasi komputer yang menggambarkan apa yang dilihat oleh seseorang jika orang itu adalah pihak ketiga (orang yang tidak mengoperasikan produk tapi juga Melihatnya secara langsung). Simulasi non interaktif dilakukan apabila rapid prototyping menggunakan video tidak mampu menangkap detail kelemahan suatu produk.
b. Simulasi interaktif
Dalam simulasi interaktif, desainer dapat membuat alat seperti Adobe Photoshop untuk membuat wizard of oz.
C. Prototyping dengan elektronik dan elektromagnetik Dalam produk perangkat keras
Berikut adalah salah satu cara prototyping dengan perangkat keras dalam menggunakan teknik eletronik dan elektromagnetik.
1. Langkah setelah bread bro ad-papan matrix Pertama gunakan papan matrix untuk penyusunan prototype dengan cepat. Papan matrix digunakan agar prototype dapat didesain untuk membuat PCB. Solderlah komponen-komponen PCB dan potong beberapa kabel untuk selanjutnya dihubungkan dengan komponen-komponen tersebut. Maka, jadilah sirkuit.
2. Prototype PCB PCB adalah bagian yang menjadi pusat bagi komponen-komponen lain. Sirkuit PCB dibuat dengan cara digabungkan komponen yang ada pada papan PCB atau dicetak pada papan yang bernama substrat.
3. BCAD BCAD atau electronic komputer Aided design adalah perangkat lunak yang mendesain sistem elektronik seperti PCB, dan IC. Alat tersebut bekerja bersamaan dengan alur desain, yakni penciptaan desain chip yang digunakan untuk menganalisa dan mendesain chip semi Konduktor. Sebelum ada EDA, IC disusun secara manual.
Terima kasih
Komentar
Posting Komentar